BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Administrasi hubungan sekolah
dan masyarakat
Secara
sederhana “communication” atau “hubungan” dapat diartikan sebagai proses
penyampaian berita dari seseorang kepada orang lain. Komunikasi dalam hubungan
sekolah adalah suatu proses penyampaian sesuatu kepad orang lain. Terjadi
secara intern yaitu di dalam organisasi sekolah itu sendiri. Bisa jadi juga
ektern yaitu antarsekolah dengan pihak lain masyarakat lembaga atau instasi
yang lain. Adapun unsur yang terdapat didalamnya yaitu :
1. Komunikator,
yaitu orang yang menyampaika sesuatu kepada orang lain.
2. Apa
yang disampaikan.
3. Alat,
medis yang digunakan .
4. Tujuan
penyampaian.
5. Orang
yang menerima informasi
6. Jawaban
yang diberikan oleh si penerima.
Pada
hakikatnya dilihat dari sudut administrasi pendidikan komunikasi adalah problem
hubungan kerja kemanusiaan. Keberhasilan dalam hubungan hubungan kerja
kemanunusiaan ini akan ditentukan oleh efisiensi dan efektifitas mereka yang berkepentingan
dalam menyampaikan berita kepada orang lain, memahami dengan tepat isi atau
maksudnya dengan harapan mau menerima. Dalam dunia pendidikan dikenal 2 macam
hubungan yaitu :
1. Komunikasi
dalam penyelenggaraan program pendidikan dengan masyarakat sekolah.
2. Komunikasi
dengan masyarakat di luar sekolah[1]
Administrasi hubungan sekolah dengan
masyarakat merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan
secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta membina secara kontinu untuk
mendapatkan simpati dari masyarakat pada umumnya serta dari publiknya pada
khususnya, sehingga kegiatan operasional
sekolah makin efektif dan efisien, demi membantu tercapainya tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan.
Pada hakikatnya sekolah merupakan bagian
yang tak terpisahkan dengan masyarakat, khususnya masyarakat publiknya, seperti
para orang tua murid, anggota Badan Pembantu Penyelenggaraan Pendidikan (BP3),
dan atasan langsungnya. Hasil pendidikan pelaksanaan sekolah akan menjadi
harapan bahkan dambaan masyarakatnya, maka kegiatan sekolah-sekolah juga harus
terpadu dengan derap masyarakat. Sekolah menjadi tanggung jawab bersama antara
pemerintah, orang tua dan masyarakat. Tetapi orang tua hanya sebagai pembantu
penyelenggara pendidikan, dan tidak berhak untuk mempengaruhi apalagi mengubah
arah sasaran pendidikannya. [2]
Hubungan yang harmonis antara
sekolah dan masyarakat ini semakin dirasakan pada masyarakat yang telah
menyadari dan memahami pentingnya pendidikan bagi anak-anak. Namun tidak
berarti pada masyarakat yang masih kurang menyadari akan pentingnya pendidikan. Jika hubungan sekolah dan masyarakat berjalan dengan baik, rasa tanggung
jawab dan partisipasi masyarakat untuk memajukan sekolah juga akan baik dan
tinggi. Agar tercipta hubungan dan kerja sama yang baik antara sekolah dan
masyarakat, masyarakat perlu mengetahui dan memiliki gambaran yang jelas
tentang sekolah yang bersangkutan.[3]
B.
Konsep konsep hubungan sekolah-masyarakat
1. Menurut
Ameteambun dalam bukunya Guru dalam Administrasi sekolah pembangunan “ Konsepsi
hubungan sekolah-masyarakat” yaitu
a. Konsep
“menunggu” sekolah hanya menunggu dan mengharapkan perhatian dan bantuan dari
masyarakat.
b. Konsep
preventif kegiatan kegiatan sekolah hanyalah untuk mencegah hal hal yang tak
diinginkan masyarakat.
c. Konsep “social
leadership” sekolah sebagai lembaga pendidikan utama masyarakat, harus dapat
diharapkan dapat membina kepemimpinan dengan pihak yang erat hubungannya dengan
problem problem sosial.
d. Konsep
partnership hubngan ini dapat diinterprestasikan sebagaihubunganproses timbale
balik. Di mana kebutuhan kebutuhan dan keinginan keinginan masyarakat juga
menjadi kebutuhan dan keinginan sekolah.
e. Konsep tanda
bahaya kegiatan kegiatan hubungan masyarkat terjadi bila ada bahaya mislanya
kebakaran, runtuh dan sebagainya.
f. Konsep
prestise kegiatan kegiatan sekolah sebagai alat untuk meninjolkan kariernya.
2. Menurut
Balai Pendidikaan Guru tertulis Jawa Barat dalam garis besarnya terdapat 4
jenis hubungan sekolah masyarakat.
a. Sikap
acuh tak acuh dimana sekolah dan masyarakat membiarkan dia tumbuh. Jenis
komunikasi ini adalah komunikasi tertutup (intern) yaitu seklah hanya
berkomunikasi dengan dirinya sendiri.
b. Publisistas
yaitu komunikasi satu arah, apa yang dibutuhkan dan dikehendaki sekolah
hendaknya diketahui masyarakat.
c. Interpretasi
pendidikan.seperti halnya publisitas lebih dikekankan, bahwa informasi yang
diberikan kepada masyarakat dapat ditafsirkan menururt pengetahuan dan pendapat
yang ada.
d. Usaha
bersama. Jenis komunikasi disini bersifat dua arah, dimana masyarakat harus langsung
dilihatkan kedalalm urusan urusann sekolah meneka.
Untuk mengetahu suskses
atau gagalnya suatu kegiatan maka perlu diketahui apa tujuan kegiatan tersebut.
dalamm hal ini Bent dan Kronenberg mengemukakan tiga hal tujuan utama hubungan
sekolah dan masyarakat yaitu ;
a. To
prevent misunderstanding, untuk mencegah kesalah pahaman anatara masyarakat
dengan sekolah.
b. To
secure financial support, untuk memperoleh sumbangan finasil dan material dari
masyarakat.
c. To
secure coppration in policy making, untuk menjalin kerjasama dalam pembuatan
kebijaksanaan kebijaksaan.
C.
Prinsip prinsip program hubungan
sekolah-masyarakat
D.
Berbagai media hubungan
sekolah-masyarakat
1. System
visual yaitu system komunikasi dengan mempergunakan alat alat yang dapat dengan
endra mata. Contohnya : poster-poster, majalah, gambar, dan sebagainya.
2. System
audio yaitudengan alat alat yang berhubungan denga pendengaran. Misalnya :
tatap mula, kontak melalui telepon, telegram, rapat, dan sebagainya.
3. System
audio visual yaitu system komunikasi yang menggunakan alat alat indra
penglihatan dan pendengaran. Misalnya : film, televise, dan sebagainya.
Pada umumnya di dalam pelaksanaanya
sering menggunakan kombinasi. Baik secara lisan ataupun tertulis. Dan
operasionalnya bisa secara formal dan informal.
E.
Jalur jalur komunikasi hubungan
sekolah-masyarakat
F.
Teknik teknik hubungan sekolah-masyakat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar